Banyak orang ingin lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Ada yang menerima gaji yang cukup tinggi, sementara yang lain menerima gaji yang setara dengan upah minimum regional. Berapa pun gaji yang diterima, prosesnya patut dihargai.
Setelah mendapatkan pekerjaan, Anda dapat hidup sendiri dan tidak tergantung lagi pada orang tua Anda; Anda bahkan mungkin dapat membantu membayar kuliah adik Anda. Tidak sedikit para first jobber yang ingin berinvestasi selain memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga. Sebaliknya, banyak orang yang ragu untuk berinvestasi karena merasa pendapatannya tidak mencukupi.
Tetap saja, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengisi dana darurat. Dengan gaji Rp 4,9 juta dan tanpa tanggungan, dana darurat harus dikumpulkan setidaknya tiga kali jumlah pengeluaran, atau sekitar 3 kali jumlah Rp 3,9 juta, atau Rp 11,7 juta, dengan asumsi bahwa pengeluaran setara dengan 80% dari gaji.
Misalnya, Anda dapat mengumpulkan dana darurat sebesar Rp 11,7 juta terlebih dahulu dengan menyisihkan 20 persen pendapatan, atau sebesar Rp 980.000 per bulan. Untuk melakukan ini, diperlukan waktu hingga satu tahun.
Artinya, berinvestasi hanya dapat dilakukan pada tahun kedua setelah bekerja. Itu juga berlaku jika perusahaan membayar asuransi seperti BPJS kesehatan.
Berapa dana investasi yang dapat disisihkan dengan gaji Rp 4,9 juta? Selama tahun pertama Anda dapat menyisihkan Rp 980.000 setiap bulan, kebiasaan baik ini hanya akan dilanjutkan. Alokasi dana untuk investasi dari dana yang semula disisihkan untuk kebutuhan darurat.
Jika Anda memiliki dana minimal sebesar Rp 100.000 untuk membeli reksa dana pasar uang, bahkan beberapa agen penjual online meminta investasi sebesar Rp 10.000. Dengan demikian, Anda bahkan dapat berinvestasi dengan penghasilan setara UMR.
Dengan investasi minimal sebesar Rp 1 juta, Anda bahkan dapat membeli obligasi ritel dengan sisa gaji sebesar Rp 4,9 juta.
Dengan demokratisasi investasi, setiap orang sekarang dapat berinvestasi, termasuk pekerja muda di DKI Jakarta dengan gaji setara UMR. Hanya dengan menyisihkan uang sebesar harga sebungkus rokok, Anda dapat melakukan investasi. Oleh karena itu, tidak ada lagi alasan mengapa gaji kecil menghalangi Anda untuk berinvestasi.
Sebenarnya, berinvestasi sejak dini—misalnya selama tahun-tahun awal bekerja—akan memberikan banyak keuntungan di kemudian hari, seperti kebiasaan menyisihkan dana, mengatur pengeluaran dan pemasukan, dan mengumpulkan pengalaman dalam berinvestasi. Keuntungan-keuntungan ini tidak selalu diajarkan oleh buku investasi.
Rekomendasi Investasi untuk Gaji UMR
Untuk mulai berinvestasi dengan gaji UMR, perlu persiapan dan perencanaan yang matang. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk siap.
1. Tentukan Tujuan Berinvestasi
Ini adalah tentang mencapai tujuan finansial tertentu. Sebelum memulai investasi, Anda harus menentukan tujuan finansial Anda agar Anda dapat tetap terukur dan konsisten. Tujuan bisa apa saja, seperti merencanakan pendidikan anak, pensiun, atau membeli rumah.
2. Membangun Persiapan
Langkah kedua setelah menentukan tujuan adalah membuat rencana yang didasarkan pada sumber daya yang tersedia. Misalnya, hitung pemasukan bersih setiap bulan. Kemudian, hitung perbedaan antara pemasukan bersih setiap bulan dan biaya kebutuhan pokok setiap bulan. Anda dapat membuat uang yang tersisa dari hasil penghitungan tersebut sebagai dana investasi.
3. Alokasikan Anggaran
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dana untuk investasi harus dialokasikan sejak awal. Anda akan menjadi lebih terbiasa untuk berinvestasi secara teratur dan konsisten jika Anda tidak menunggu dana “sisa bulanan”.
Memilih Alat Investasi Yang Tepat
Kamu dapat memilih instrumen investasi dengan potensi keuntungan yang lebih besar, seperti pasar uang, saham, reksadana, dan obligasi, jika Anda ingin melakukan investasi jangka pendek atau menengah.
Baca juga : Apa Itu Dividen Dalam Saham