Site iconSite icon Auto Trader Gold

Risiko Yang Dihadapi Dalam Trading

Manajemen Resiko Trading

Ketika kita melakukan trading, kita pasti tidak bisa menghindari mengambil risiko yang dapat berbahaya bagi kita.

Oleh karena itu, mengingat ini adalah hal yang pasti dan tidak dapat dihindari, kita harus membuat manajemen resiko trading untuk menentukan kapan harus cut loss dan kapan tetap lanjut.

Tapi sebelum itu, kita harus tahu jenis risiko trading yang akan kita hadapi. Menurut beberapa sumber, risiko trading termasuk:

Resiko Fluktuasi 

Merupakan kerugian yang disebabkan oleh penurunan harga saham di pasar sekunder yang disebabkan oleh faktor mikro, seperti penurunan minat pasar pada sektor bisnis tertentu, suspend, atau masalah internal perusahaan, atau makro, seperti keadaan ekonomi Indonesia yang buruk. Namun, bahaya ini biasanya bersifat sementara.

Risiko Likuiditas

Saham, yang berarti bahwa trader akan kehilangan uang jika saham tidak memiliki cukup transaksi di pasar sekunder. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti kinerja perusahaan yang buruk atau kepercayaan pasar yang hilang. Jika ini terjadi, harga saham akan jatuh bahkan sampai harganya lebih rendah dari harga terendah di pasar saham yang dapat diterima.

Risiko Bangkrut Perusahaan

Meskipun jarang terjadi, tetap ada. Semua aset kita akan hilang begitu saja jika resiko ini terjadi. Akibatnya, penting bagi kami untuk melakukan analisis perusahaan sebelum melakukan trading.

Untuk menghadapi risiko tersebut di atas, kita tentu harus membuat manajemen yang sesuai dengan situasi kita.

Beberapa Strategi Dalam Manajemen Risiko

Stop Loss/Cut Loss

Untuk strategi pertama, kita harus menghentikan kehilangan uang atau menerima kekalahan di bawah ambang batas tertentu. Ambang batas tersebut bisa kita tentukan sesuka hati kita atau tidak tergantung pada apa yang dikatakan orang lain.

Kita dapat langsung mengambil keputusan ketika harga bergerak berlawanan dengan posisi yang kita ambil setelah menetapkan titik stop loss.

Stop Loss and Switch

Dengan strategi ini, trader dapat menerima kekalahan sekaligus membuka posisi transaksi baru dengan harapan mendapatkan keuntungan yang dapat menutupi kerugian sebelumnya.

Strategi Bertahan

Berbeda dari strategi sebelumnya karena trader akan membiarkan posisi transaksi merugi dan tidak memutuskan apa pun. Sementara strategi ini mungkin tidak cocok untuk semua trader, itu cukup jika teman finansialku memiliki banyak ekuitas. Untuk teman finansial saya yang memiliki jumlah uang yang terbatas, karena mereka dapat mengalami kebangkrutan. Strategi ini bergantung pada asumsi bahwa harga akan segera kembali ke titik di mana kita pertama kali memasang posisi.

Average

Trader hanya perlu menambah posisinya dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih besar saat menggunakan strategi ini.

Strategi ini biasanya terbagi menjadi dua kategori:

Mengurangi atau menambahkan posisi saat harga bergerak berlawanan dengan perkiraan awal

Karena tidak ada yang tahu kapan harga akan berada di titik yang berlawanan dengan posisi kita saat itu, strategi ini membutuhkan ekuitas yang kuat.

Mengambil posisi di harga yang lebih tinggi saat harga naik

Trader menggunakan strategi trailing stop dengan menaikkan level cut loss ketika harga saham naik untuk melindungi modal dan keuntungan mereka.

Trader dapat menggunakan hedging terakhir untuk mengurangi kerugian mereka.

Strategi ini memungkinkan trader untuk membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi awal mereka tanpa menutup transaksi sebelumnya. Jika harga bergerak berlawanan arah dengan posisi yang mereka miliki, mereka akan melakukannya.

Namun, teknik ini harus dilakukan oleh trader profesional. Trader dapat mengulanginya sampai resiko dapat diminimalkan.

 

Baca juga : Strategi Trading Jangka Pendek

Exit mobile version